Banyuwangi | Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, ternyata menyimpan potensi pertambangan yang jauh melampaui ekspektasi. Selain tambang emas, wilayah ini juga memiliki cadangan tembaga yang diperkirakan terbesar ketiga di Indonesia, yang berpotensi menjadi mesin penggerak ekonomi baru bagi daerah dan nasional.
Hal ini diungkapkan oleh General Manager of Operations (GMO) sekaligus Kepala Teknik Tambang (KTT) PT Bumi Suksesindo (PT BSI), Roelly Fransza. Menurutnya, hasil Mineral Resources Estimate (MRE) per Maret 2024 menunjukkan peningkatan signifikan, dengan cadangan tembaga mencapai 8,2 juta ton dan emas 22,9 juta ounces.
“Ketika Tujuh Bukit Copper Project beroperasi, tambang ini akan menjadi yang terbesar ketiga di Indonesia. Produksinya akan berpotensi meningkatkan total produksi tembaga nasional sebesar 10-15 persen,” kata Roelly.
Lebih lanjut, Roelly memaparkan bahwa studi prakelayakan (pre-feasibility study) telah mengindikasikan manfaat ekonomi yang sangat tinggi dari proyek tambang bawah tanah di Gunung Tumpang Pitu. Proyek ini diproyeksikan memiliki umur panjang, lebih dari 30 tahun, dan akan menjadi pemain global yang signifikan di sektor pertambangan.
“Pada puncak produksinya, kami akan memproses 24 juta bijih per tahun. Ini akan menghasilkan 110.000 ton tembaga dan 350.000 ounces emas. Angka ini menunjukkan potensi kontribusi ekonomi yang masif,” jelasnya.
Sebagai bagian dari PT Merdeka Copper Gold Tbk, PT BSI berkomitmen penuh untuk memberikan dampak positif bagi pemerintah dan masyarakat. Dampak ini diwujudkan melalui kontribusi pajak dan nonpajak, penciptaan lapangan kerja, dan kesempatan bisnis bagi perusahaan lokal. Selain itu, PT BSI juga menjalankan program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang mencakup delapan sektor, termasuk pendidikan, kesehatan, dan kemandirian ekonomi.
PT BSI, yang telah ditetapkan sebagai Objek Vital Nasional (Obvitnas), memegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP) yang mencakup lima desa di Kecamatan Pesanggaran. Dengan potensi sebesar ini, keberadaan tambang di Banyuwangi bukan hanya tentang kekayaan alam, tetapi juga tentang pembangunan ekonomi yang berkelanjutan bagi seluruh lapisan masyarakat.(*)