Banyuwangi | Guna meminimalisir dampak terjadinya kebakaran, ibu-ibu rumah tangga di Banyuwangi dilatih mitigasi kebakaran. Mereka mengikuti pelatihan dan simulasi penanggulangan kebakaran yang digelar Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Banyuwangi.
Para ibu rumah tangga ini dibekali tindakan pertama dan cara penanganan awal saat terjadi musibah kebakaran, utamanya di dapur. Agar mereka faham saat harus bagaimana saat terjadi kebakaran. Sebab, ibu-ibu aktivitasnya sering berhubungan dengan dapur dan peralatan listrik.
“Karena itu saya minta Dinas Pemadam Kebakaran untuk memberi pelatihan, agar mereka memiliki pengetahuan meminimalisir terjadinya kebakaran di rumah dan bagaimana penanganannya,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Minggu, (2/6/2024)
Pelatihan ini salah satunya dilakukan saat Bupati menggelar program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) di Desa Gumuk, Kecamatan Licin, beberapa hari lalu. Sebanyak 50 ibu rumah tangga mengikuti pelatihan dan simulasi penanggulangan kebakaran.
Setelah mendapat materi teori, satu-persatu mereka berlatih memadamkan api dari benda yang terbakar dan tabung elpiji mengeluarkan api (ngowos). Tentunya mereka didampingi petugas Pemadam Kebakaran profesional.
Ipuk berharap pelatihan ini bisa meningkatkan kewaspadaan para ibu rumah tangga terhadap bahaya kebakaran. Musibah kebakaran, kata Dia, lebih banyak disebabkan oleh kelalaian manusia (human error). Misalnya lupa mencabut stop kontak listrik, lupa mematikan kompor, dan sebagainya.
“Setelah mendapatkan pelatihan ini, harapannya ibu-ibu menjadi lebih waspada dan berhati-hati, sehingga bisa menjaga keselamatan nyawa, harta benda di rumah maupun lingkungan sekitarnya,” terangnya.
Pelatihan ini disambut antusias oleh para peserta. Salah satunya, Dwi Susanti yang mengaku mendapatkan pengetahuan baru dan bermanfaat. Setelajh pelatihan, dirinya tahu cara memadamkan api yang benar supaya tidak cepat menyebar.
“Kita juga diingatkan agar tidak panik saat terjadi kebakaran, sehingga bisa fokus melakukan penanganan,” katanya.
Plt. Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Banyuwangi, Yoppy Bayu Irawan, mengatakan, kebakaran yang disebabkan oleh percikan api umumnya selalu dimulai dari kecil.
“Dengan pengetahuan dasar yang diberikan, ibu-ibu diharapkan bisa mencegah kebakaran yang lebih besar. Minimal mereka tidak panik dan bisa segera melakukan upaya-upaya untuk meminimalisir resikonya,” katanya.
Dia mencontohkan, kebakaran kompor tidak dianjurkan untuk dipadamkan menggunakan air. Tetapi bisa menggunakan handuk, selimut, atau karung goni basah.
“Jika kebakaran menimpa suatu benda, segera pisahkan benda-benda itu dari benda lain di lingkungan tersebut agar tidak menjalar dan menjadi lebih besar apinya,” ujarnya.
Untuk menghindari terjadinya kebakaran, ibu-ibu diminta untuk lebih berhati-hati. Jangan meninggalkan setrika dalam keadaan hidup, lupa mematikan kompor saat tidak digunakan, atau membakar sampah sembarangan.
“Saat di rumah matikan segera instalasi listrik jika tidak digunakan, dan kenali jenis kebakaran itu sendiri,” imbaunya.
Selain ibu-ibu rumah tangga, di tiap program Bunga Desa, pelatihan tanggap bencana juga diberikan kepada siswa se-Banyuwangi. Tak hanya tentang mitigasi kebakaran, mereka juga diajarkan tentang upaya penyelamatan saat terjadi bencana alam. Seperti gunung meletus, banjir, tanah longsong, banjir, dan sebagainya.