Banyuwangi | Panen padi pada triwulan kedua di Kabupaten Banyuwangi mengalami surplus. Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Banyuwangi melaporkan hasil panen pertanian padi di bulan April 2024 mencapai 111.160 ton gabah kering panen (GKP).
Kepala Dispertan Banyuwangi, Arief Setiawan, mengatakan hasil panen tersebut terjadi peningkatan dibanding tahun lalu dengan periode yang sama. April 2023 lalu, hasil panen padi di Banyuwangi mencapai 81.390 ton gabah kering.
“Jika dikonversi ke beras, tambah Arief, hasil produksi pada April 2024 mencapai 72.254 ton. Sementara April 2023 mencapai 44.190 ton. Jadi ada peningkatan sebesar 28.064 ton beras di tahun ini,” jelasnya.
Arief menyebut, hasil produksi pertanian Banyuwangi selalu surplus setiap tahunnya. Peningkatan produksi yang terjadi pada April 2024, disokong oleh ketersediaan air yang tercukupi. Panen bulan April ini merupakan bibit yang ditanaman petani di bulan Januari.
“Produksi panen paling banyak ada di Kecamatan Tegaldlimo, Genteng, Muncar, dan Purwoharjo,” terangnya .Arief menambahkan, saat ini petani Banyuwangi masih melangsungkan panen raya. Ia juga menginformasikan harga jual gabah di tingkat petani.
“Harga gabah sekarang berkisar di Rp 5.900 sampai Rp 6.100. Harga ini sudah termasuk naik dari sebelumnya Rp 5.000,” ucapnya.
Penyebab harga gabah turun di Rp 5.000 pada bulan lalu, lanjut Arief, karena panen raya yang bersamaan dengan libur hari raya, sehingga stok gudang penuh. Teruntuk di bulan Mei, Dispertan memprediksi produksi hasil panen paling banyak berada di Kecamatan Cluring, Gambiran, Srono, Singojuruh, dan Songgon.