Banyuwangi | Sebuah rumah produksi di Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, memproduksi berbagai produk furnitur berkualitas ekpsor. Mulai dari meja, kursi, pot dan lainnya. Menariknya, furnitur yang diproduksi berbahan dasar dari daur ulang limbah plastik.
Rumah produksi bernama “Batu Indah Art” ini milik Muhammad Soleh. Furnitur produksi Batu Indah Art ini telah berhasil menembus pasar luar negeri. Diantaranya Australia dan beberapa negara di Eropa.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani sempat melihat rumah produksi ini. Ipuk menyebut, apa yang dilakukan Muhammad Soleh merupakan ide yang sangat kreatif.
“Selain memiliki nilai ekonomi, juga turut menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah plastik. Desainnya bagus. Selain itu ringan dan kuat,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, saat mengunjungi rumah produksi tersebut.
Pujian pun dilontarkan Ipuk pada Soleh. Apa yang dilakukan Soleh sejalan dengan program Banyuwangi yang berupaya mengurangi sampah plastik sekaligus bisa meningkatkan perekonomian.
“Apa yang dilakukan Mas Soleh ini bisa menjadi inspirasi bagi dunia usaha, untuk turut menjaga dan melestarikan lingkungan,” katanya.
Soleh mengawali usaha furniturnya sejak 2004. Kala itu dirinya masih merantau di Bali. Dia bekerja di industri furnitur teraso sambil belajar. Setelah punya ilmunya, Soleh mencoba membuka usaha kecil-kecilan di Bali.
“Saya juga tetap bekerja di tempat lain sambil mengumpulkan modal,” jelasnya.
Sejak tahun 2020, Soleh mulai memindahkan rumah produksinya di Banyuwangi, tepatnya Desa Genteng Wetan yang merupakan tanah kelahirannya. Sementara outlet penjualan yang utama tetap di Bali.
Awalnya, Soleh hanya memproduksi pot dan bathtub dari teraso. Kemudian terpikir untuk mulai memanfaatkan limbah botol plastik pengganti bahan teraso. Lalu dia mulai mencoba memanfaatkan plastik untuk membuat rak, pot, set meja kursi.
Selain memasok wilayah Bali, produk Soleh juga diminati pasar luar negeri. Seperti Australia dan beberapa negara di Eropa. Produksi dari daur ulang limbah plastik ini sudah dilakoni sekitar satu tahunan.
“Tapi mendapat respon yang baik dari konsumen. Alhamdulillah sampai saat ini produk kami masih diminati pasar. Penjualan juga terus meningkat,” bebernya.
Dari usahanya tersebut, Soleh mengaku bisa meraih omset hingga puluhan juta per bulan. Saat ini usahanya sudah bisa menyerap puluhan tenaga kerja untuk membantu proses produksi.
“Awalnya hanya punya satu orang pekerja, saat ini saya dibantu 20 orang pekerja untuk mengejar produksi,” pungkasnya.