single-bn

Promosikan Citarasa Kopi Lokal, Banyuwangi Gelar Festival Kopi Rakyat

Admin - Minggu, 4 Agustus 2024 05:09 WIB

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani memetik kopi saat menghadiri festival kopi rakyat (foto : istimewa)
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani memetik kopi saat menghadiri festival kopi rakyat (foto : istimewa)

Banyuwangi | Para petani kopi di wilayah Kecamatan Kalibaru menggelar Festival Kopi Rakyat, Kalibaru Kopi Fiesta. Ajang ini untuk mengangkat kekayaan cita rasa kopi produksi petani di Kalibaru. Wilayah ini memang dikenal sebagai salah satu penghasil kopi di Banyuwangi.

Fetival kopi Kalibaru ini digelar selama 3 hari. Mulai Kamis hingga Sabtu (1-3/8/2024). Festival kopi ini digelar di dua sentra kawasan kopi, yakni di Desa Kalibaru Manis dan Desa Kebunrejo. Dalam acara ini juga digelar pameran produk UMKM kopi. Juga ada sesi Public Cupping yang menampilkan 13 sampel kopi arabika dan robusta dari petani lokal untuk dinilai para ahli.

Ada juga diskusi publik sebagai penguatan literasi kopi yang diikuti petani kopi, pelaku UMKM, serta ahli kopi. Diskusi membahas berbagai topik terkait pengembangan kopi di Kalibaru, strategi pemasaran, serta upaya peningkatan kualitas dan daya saing kopi lokal.

“Lewat festival ini, kami berharap identitas dan brand kopi Banyuwangi semakin kuat, sehingga peluang petani rakyat mendapatkan pasar juga makin terbuka,” ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

Di Banyuwangi, Festival Kopi Rakyat digelar setiap tahun di sentra-sentra kopi. Di Kecamatan Kalibaru, luasan perkebunan kopinya merupakan nomor dua terluas di Banyuwangi.

Luasnya mencapai 3.847 hektar yang didominasi jenis robusta, dengan rata-rata produksinya mencapai 4.256 ton pertahun. Total luas perkebunan kopi rakyat di Banyuwangi mencapai 9.778 hektar dengan produksi mencapai 10.600 ton per tahun.

“Dengan jumlah produksi kopi rakyat yang cukup besar maka bila pemasarannya dimaksimalkan bisa memberikan kesejahteraan yang maksimal bagi petani. Semoga lewat festival ini memperluas pasar mereka,” katanya.

Pemkab Banyuwangi telah mendaftarkan kopi robusta Banyuwangi untuk mendapatkan indeks geografis (IG) di Kementerian Hukum dan Ham, dengan brand “Kopi Robusta Java Banyuwangi”.

“Tidak lama lagi kopi Banyuwangi akan memiliki legalitas IG yang menjadi dasar legalitas kopi Banyuwangi sebagai perlindungan terhadap ke-otentikan kopi robusta Banyuwangi,” terangnya.

Dalam festival itu, Ipuk mencicipi aneka cita rasa kopi-kopi hasil pemrosesan dari para pegiat kopi lokal. Salah satunya adalah kopi dengan merek X-Baroe yang dikelola oleh Muchamad Shodiq, seorang petani sekaligus pegiat kopi muda Kalibaru.

“Kami tergabung di kelompok tani dengan luasan lahan sekitar 15 hektar.Kami melakukan penanaman sekaligus pemrosesan kopi hingga melakukan pemasaran sendiri,” kata Shodiq.

Shodiq merupakan salah satu petani muda yang mendapatkan pelatihan menanam kopi dari Pemkab Banyuwangi. Pelatihan dilakukan Pusat penelitian Kopi dan Kakao Jember.

“Alhamdulillah kami dapat ilmu menanam dan memproses kopi yang baik dari hulu ke hilir. Adanya festival ini harapan kami semakin memperluas pemasaran kopi Kalibaru,” ujarnya.

Tag Terkait

Bagikan

Rekomendasi

Terkini

Iklan Kiri
Iklan Kiri