Banyuwangi | Selama ini Banyuwangi dikenal sebagai satu sentra pemasok buah naga terbesar di Indonesia. Buah naga produksi petani Banyuwangi berwarna merah dan putih. Saat ini petani buah naga di Banyuwangi mengembangkan buah naga kuning atau golden isis. Saat ini jenis ini menjadi diburu banyak orang.
Salah satu petani yang telah mengembangkan buah naga kuning adalah Mulyadi, warga Desa Sumberagung Kecamatan Pesanggaran. Dia mengembangkan buah naga kuning sejak satu setengah tahun lalu.
Buah naga jenis ini memiliki rasa yang unik. Yakni perpaduan rasa buah anggur dan leci. Tampilan buahnya juga eksotis, dengan warna kulit kuning keemasan yang menyala. Inilah yang membuat varietas ini menjadi primadona.
“Harganya juga cukup tinggi. Saat ini di pasaran sudah mencapai Rp 50.000 per kilogram. Sementara buah naga merah di bawahnya,” jelasnya.
Dengan harga yang cukup menggiurkan, Mulyadi dan sejumlah petani lain di desa itu tertarik untuk menanam buah naga kuning. Saat ini, tak kurang ada 2,5 hektar lahan buah naga kuning di wilayah Kecamatan Pesanggaran.
Mulyadi menyebut perawatan buah naga Golden Isis ini tidak jauh beda dengan buah naga merah. Mulyadi melakukan perawatan semi organik dengan memadukan penggunaan pupuk kandang dan pupuk kimia, serta kapur dolomit. Didukung dengan penyinaran lampu untuk merangsang pembungaan.
Dengan perawatan yang dia terapkan, tanaman buah naga miliknya tumbuh dan berbuah secara optimal. Dari mulai tanam hingga panen pertama biasanya butuh waktu 1-1,5 tahun.
“Tapi buah naga Golden saya, 9 bulan sudah panen perdana dan buahnya bagus,” kata Mulyadi.
Dalam 1,5 tahun masa tanam dia mengaku sudah melakukan panen sebanyak 7 kali dengan hasil mencapai 2 ton. Dia menyebut, produknya sudah memenuhi standar kualitas supermarket.
“80 persen hasil panen kami dipasok ke supermarket di wilayah Surabaya, Jakarta, dan Yogyakarta,” terangnya.
Mulyadi sangat teliti dan berhati-hati dalam perawatan. Sehingga menghasilkan buah berkualitas sesuai spesifikasi supermarket. Dia juga tidak sembarangan menggunakan pupuk dan perangsang buah.
“Hasilnya ukuran buah seragam, antara 5-8 ons. Ini sesuai standar pasar modern. Mereka tidak mau buah yang ukurannya terlalu besar,” ujarnya.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani sempat berkunjung ke kebun buah naga Mulyadi saat kegiatan Bunga Desa (Bupati Ngantor di Desa) di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Selasa (25/6/2024).
Dia sangat mendukung upaya para petani buah naga di desa dengan mengembangkan varietas baru. Ini bagian dari kejelian petani dalam melihat keinginan pasar.
Pemkab mendukung pengembangannya melalui berbagai program. Selain memberikan pendampingan secara intensif oleh tenaga penyuluh pertanian, juga ada bantuan pupuk, pelatihan sambung pucuk hingga bantuan bibit.
“Kita memang harus jeli melihat peluang pasar. Selain memperkaya potensi pertanian daerah, ini juga bisa meningkatkan kesejahteraan petani karena harganya yang tinggi,” katanya.
Selain di Kecamatan Pesanggaran, di Banyuwangi, buah naga kuning juga dikembangkan beberapa daerah lainnya. Seperti Kecamatan Muncar, Giri, dan Gambiran.